Senin, 04 April 2016

Keracunan Obat dan bahan Kimia Berbahaya

A. KERACUNAN OBAT

Definisi

Keracunan obat adalah suatu efek obat yang timbul pada pasien karena beberapa faktor seperti miss use (salah penggunaan), miss dose (salah dosis), salah pemberian obat,dan lain – lain  yang sifatnya tidak di sengaja atau disengaja. Sedangkan alergi obat adalah suatu reaksi yang ditimbulkan olah tubuh akibat pemberian senyawa asing. 

B. Cara menghindarinya:

1.Kenali tubuh
 Jika mempunyai alergi pada suatu senyawa (baik obat maupun makanan) maka ingatlah atau bahkan catat agar hal itu tidak terjadi.

2.      Kenali obat dan makanan
Tanyakan pada dokter saat memberikan resep atau apoteker saat menebus obat tentang bagaimana cara penggunaan yang tepat, efek apa yang akan ditimbulkan, dapatkah menimbulkan alergi bagi kebanyakan orang, dan yang paling penting bagaimana cara penangannya saaat terjadi alergi.

C. Jenis-Jenis dan Tipe Obat

Jenis Obat bebas :

Obat yang dapat dibeli atau didapatkan tanpa adanya resep dari tenaga kesehatan yang berwenang. Contoh : aspirin, obat flu.
Obat dengan resep : Obat yang diperjualbelikan secara legal. Contoh : obat dengan tanda tertentu (® )
Obat herbal atau tumbuhan obat , yaitu obat-obatan yang digunakan berasal dari tumbuhan dan belum mengalami proses kimia dilaboratorium. Contoh : ginko biloba, jamu, dan lain – lain.

Sistem Distribusi Obat

1. Penyediaan obat cadangan/terpusat yaitu persediaan obat didalam ruang rawat Contoh : cairan infus, vitamin .

2. Sediaan dosis obat yaitu penyimpanan ditempat khusus yang sudah diberi label obat .Contoh : kotak obat untuk tiap – tiap klien.

3.  Sistem pembagian obat secara otomatis
Menggunakan mesin yang berfungsi seperti mesin ATM untuk mengambil obat dengan cepat bila dalam keadaan darurat.

4.Suplai obat mandiri  yaitu obat diberikan dan disimpan oleh klien secara langsung. Contoh : obat-obat per oral (tablet, sirup).

D. Legal Aspek Pemberian Obat Tenaga kesehatan yang berwenang untuk memberikan obat :

1.      Medis / dokter

2.      Farmasist / apoteker

3.       Perawat

E. Legal Aspek Pemberian Obat Resep

Obat Dalam resep obat harus tercantum :

1.Nama lengkap klien

2. Nama obat yang diberikan

3.Jumlah dan dosis obat yang diinginkan

4. Frekuensi pemberian selama 1 hari.

5. Tanggal resep dibuat

6.Tanda tangan tenaga kesehatan yang membuat resep

Tipe Obat 

Ø  Order sekali waktu adalah pesanan pemberian obat yang hanya satu kali untuk diberikan, misalnya obat-obat preoperative / anestesi.

Ø  Stat order adalah pesanan pemberian obat yang segera diberikan kepada klien dan hanya berlaku satu kali pemberian, contoh : laksatif.

Ø  By phone order adalah pesanan / instruksi melalui telepon, faximile, verbal. Perawat harus melakukan pencatatan pesanan ini, kemudian meminta tanda tangan pemberi pesanan.

Manifestasi Klinis

Ciri-ciri keracunan umumnya tidak khas dan dipengaruhi oleh cara pemberian, apakah melalui kulit, mata, paru, lambung atau suntikan, karena hal ini mungkin mengubah tidak hanya kecepatan absorpsi dan distribusi suatu bahan toksik, tetapi juga jenis dan kecepatan metabolismenya. Pertimbangan lain meliputi perbedaan respons jaringan.

Hanya beberapa racun yang menimbulkan gambaran khas seperti pupil sangat kecil (pinpoint), muntah, depresi, dan hilangnya pernapasan pada keracunan akut morfin dan alkaloidnya. Pupil pinpoint merupakan satu-satunya tanda, karena pupil biasanya berdilatasi pada pasien keracunan akut. Kecuali pada pasien yang sangat rendah tingkat kesadarannya, pupilnya mungkin menyempit tetapi tidak sampai berukuran pinpoint

Kulit muka merah, banyak keringat, tinnitus, tuli, takikardi, dan hiperventilasi sangat mengarah pada keracunan salisilat akut (Aspirin). Luka bakar berwarna putih pucat dan mukosa  mulut dan luka bakar keabu-abuan pada bibir dan dagu menunjukkan pasien telah minum bahan akustik atau korosif, dan bau lisol adalah ciri khas intoksikasi derivat fenol.

Ditemukan bula pada kulit pasienyang tidak sadarkan diri, terutama pada daerah kulit yang eritema, sangat mengarah pada dosis barbiturat berlebih sebagai penyebab koma. Frekuensi terjadinya lesi-lesi ini sampai 6% terutama bila menggunakan ppreparat-preparat barbiturat dengan masa kejang sedang. Lesi ini paling sering ditemukan pada lipatan diantara dua permukaan kulit yang mengalami tekanan, seperti celah antar jari dan bagian dalam lipatan lutut. Lesi jarang timbul pada daerah dengan tekanan maksimum. Bila dijumpai, biasanya terjadi pada keracunan akut lain, terutama glutetimid, antidepresan trisiklik, metakualon, meprobamat, dan karbon monoksida.

Penting pula diperiksa adanya tanda-tanda tusukan jarum suntik terutama dipunggung tangan, fosa kubiti, lengan bawah, dan di bagian dala betis serta pleksus vena rektum, vagina, dan sublingual. Luka-luka tususk ini sering disertai infeksi.

Ciri lain adalah mainlining, terutama pada penggunaan metakualon dan barbiturat, berupa ulkus dangkal di vena superficialis dengan tercecernya obat ke dalam jaringan subkutan.

Kombinasi hipertonik, refleks ekstremitas yang meningkat, sering disertai dengan klonus, respons ekstensor, dan mioklonik di samping menurunnya kesadaran menyokong diagnosis keracunan marax (difenhidramin dan metakualon).

Hilangnya kesadaran dengan pupil berdilatasi lebar, distensi vesika urinaria, bisisng usus negatif, aritmia jantung dan gejala-gejala traktus piramidalis sering merupakan akibat dosis berlebih obat antidepresan trisiklik.

Riwayat menurunnya kesadaran yang jelas dan cepat, disertai dengan gangguan pernapasan dan kadang-kadang henti jantung pada orang muda sering dihubungkan dengan keracunan akut dekstropropoksifen, terutama  bila digunakan bersama alkohol.

Anak remaja, yang menunjukkan ciri-ciri yang mengarah pada intoksikasi alkahol tetapi dengan napas yang berbau peralut seperti aseton atau toluen, harus dicurigai telah melakukan solvent sniffing, biasanya karena menghirup perekat buatan pabrik. Untuk zat aditif, gejala terdiri dari dua kelompok besar yaitu:

Kelompok sindrom simpatomimetik
Gejala yang sering ditemukan adalah dilusi, paranoid, takikardi, hipertensi, hiperpireksia, keringat banyak, midriasis, hiperfleksi, kejang (pada kasus berat), hipotensi (pada kasus berat), dan aritmia (pada kasus berat).

Obat-obat dengan gejala tersebut adalah:

1.      Amfetamin

2.      MDMA dan derivatnya

3.      Kokain

4.      Dekongestan

5.      intoksikasi teofilin

6.      Intoksikasi kafein

Golongan opiat (morfin, petidin, heroin, kodein) dan sedatif
Tanda dan gejala yang sering ditemukan adalah koma, depresi napas, miosis, hipotensi, bradikardi, hipotermia, edema paru, bisisng usus menurun, hiporefleksi, dan kejang (pada kasus yang berat).

Pada kelompok ini dimasukkan beberapa obat, yaitu:

1.      Narkotika

2.      Barbiturat

3.      Benzodiazepin

4.      Meprebamat

5.      Etanol

Penatalaksanaan

Penetalaksanaan kedaruratan terhadap reaksi obat akut :

Kaji keadekuatan pernafasan. Dapatkan control jalan nafas ventilasi dan oksigenasi
gunakan selang endotrakeal dan berikan bantuan ventilasi pada pasien dengan depresi berat yang tidak ada reflek batuk
dapatkan analisis gas darah untuk hipoksia karena hipoventilasi dan abnormalitas asam basa.
Berikan oksigen.
Stabilkan system kardiovaskuler ( ini dilakukan simultan dengan penatalaksanaan jalan nafas)
mulai kompresi jantung eksternal dan ventilasi pada tidak adanya denyut jantung
memulai monitor EGC
dapatkan gambaran sample darah untuk tes glukosa, elektrolit, BUN, kreatinin, dan skrin toksikologi yang tepat
mulai cairan IV
Berikan antagonis obat khusus sesuai ketentuan jika obat diketahui. Nalakso hidroklorida (narcan) sering digunakan, dekstrosa 50% dalam air juga digunakan  (untuk hipoglikemia)
Singkirkan obat dari lambung sesegera mungkin
rangsang muntah jika setelah pasien ditemukan dini setelah mencerna.(Simpan muntahan untuk pemeriksaan toksikologi).
Gunakan bilas lambung jika pasien tuidak sadar atau jika tidak ada jalan untuk menentukan kapan obat diminum. (jika pasioen tidak mempunyai rerflek menelan atau batuk, lakukan prosedur ini hanya setelah inkubasi dengan selang endotrakea dikembungkan untuk mencegah aspirasi isi lambung)
Karbon teraktivasimungkin dapat digunakan pada terapi, digunakan setelah muntah atau bilas.
Simpan aspirasi lambung untuk analisis toksikologik.
Sediakan peralatan mendukung
ukur suhu rectal : termoregulasi yang ekstrem (hipertermia dan hipotermia) harus diketahui dan ditangani
atasi kejang sesuai petunjuk, mulai kewaspadaan kejang.
Bantu hemodialisis dan dialysis peritoneal untuk potensi keracunan mematikan
Pasang kateter urine untuk mempertahankan aliran urine karena obat atau metabolic dikeluarkan melalui urine.
Dapatkan pemeriksaan fisik untuk menghilangkan kemungkinan syok insulin, meningitis, hematoma, subdural, stroke, dan penyebab lain.
kaji tanda jarum dan bukti trauma luar
lakukan pengkajian neurologik cepat (tingkat respon, ukuran dan reaksi pupil, reflek, temuan vocal neurologoik.
Ingat bahwa beberapa pangguna obat menggunakan obat multiple secara simultan.
Waspada bahwa terdapat insiden tinggi infeksio HIV AIDS dan hepatitis B, diantaranya pengguna obat kala menggunakan jarum yang tidak steril.
Periksa nafas pasien untuk karakteristik bau alcohol, aseton dan lain-lain.
Coba untuk mendapat riwayat penggunaan obat (dari orang lain yang ikut bersama pasien)
ciptakan hubungfan suportif dan realistis dengan pasien.
Jangan meninggalkan pasien sendiri karena ada potensi menyakiti diri, orang lain atau staf di departemen kedaruratan.
Masukan pasien ke unit perawatan intensif jika tidak sadar, jika pasien dengan sengaja takar ajak konsultasi ke sokter psikiatrik bila diperlukan.
Buat usaha untuk mendaftarkan pasien pada program penanganan obat (detoksifikasi dan rehabilitasi)

KERACUNAN BAHAN KIMIA

Definisi

Keracunan bahan kimia biasanya melibatkan bahan-bahan kimia biasa seperti bahan kimia rumah, produk pertanian, produk tumbuhan atau produk industri. Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahayakan kelangsungan hidup. Bahan kimia beracun tersebut akan merusak jaringan tubuh terpenting sehingga menggangu atau bahkan menghentikan fungsinya. Beberapa jaringan tubuh yang rentan terhadap keracunan diantaranya kulit, susunan syaraf, sumsum tulang, ginjal, hati, dan alat-alat pencernaan. Jika organ tersebut terganggu, terjadilah penurunan tingkat kesehatan yang akan membahayakan jiwa manusia, terutama bila pertolongan terlambat diberikan.

Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :

Bahan Kimia Penjelasan Potensi Bahaya Kesehatan
AgNO3 Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.
HCl Senyawa ini beracun dan bersifat korosif terutama dengan kepekatan tinggi. Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama.
H2S Senyawa ini mudah terbakar dan beracun Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian.
H2SO4 Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh
Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya. Jangan menghirup uap asam sulfat pekat karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, kontak dengan kulit menyebabkan dermatitis, sedangkan kontak dengan mata menyebabkan kebutaan.
NaOH Senyawa ini bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2. Dapat merusak jaringan tubuh.
NH3 Senyawa ini mempunyai bau yang khas. Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan.
HCN Senyawa ini sangat beracun. Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian.
HF Gas/uap maupun larutannya sangat beracun. Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan.
HNO3 Senyawa ini bersifat korosif. Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya dapat menyebabkan kematian.
Bahan-bahan kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia yang umumnya kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut menyimpan potensi untuk meracuni tubuh.

Keracunan bahan kimia diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara, sesuai dengan sifatnya. Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya bahan kimia dalam saluran pencernaan. Untuk bahan kimia berupa gas, saluran pernafasan merupakan jalan masuk utama ke dalam tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula diserap melalui kulit atau langsung merusak jaringan kulit apabila terjadi persinggungan dengannya. Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat menjadi salah satu tempat masuknya bahan kimia yang kemudian meracuni jaringan setempat.

Faktor – Faktor Risiko

Individu yang berisiko mengalami keracunan asid-alkali ialah:

Ø  Individu yang menyimpan dan menggunakan bahan-bahan kimia di rumah.

Ø  Anak-anak yang berada di sekitar di mana tersimpannya bahan-bahan kimia .

Ø  Orang yang bekerja di pabrik – pabrik kimia.

Tanda – Tanda Dan Gejala

Gejala-gejala keracunan asid-alkali:

Ø  Pengeluaran air liur yang berlebihan

Ø  Kesan luka terbakar pada mulut dan bibir

Ø  Disfonia (sukar mengeluarkan suara)

Ø  Air liur menetes atau nafas berbau aneh

Ø  Sakit dan susah ketika menelan

Ø  Kesakitan retrosternal (sakit dirasakan dibagian posterior sternum . Plat tulang yang membentuk bagian tengah dinding anterior toraks)

Ø  Muntah darah
Komplikasi

Komplikasi akibat keracunan asid-alkali:

Penyedotan racun asid-alkali menyebabkan radang trakea dan radang bronkus paru-paru. Komplikasi lainnya ialah tekanan darah tinggi, renjatan, kerusakan hati dan ginjal dan hemolisis . Selain dari itu, penggumpalan darah yang tidak lancar didalam pembuluh darah (satu keadaan di mana pendarahan terganggu akibat kekurangan faktor pembekuan darah) juga mungkin terjadi. Luka terbakar di perut akan menyebabkan sakit perut yang berlebihan dan gangguan saluran esofagus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar