Jumat, 20 Oktober 2017

kajian ontologi, aksiologi, epistimoloi dalam penelitian

KAJIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, AKSIOLOGI DALAM KASUS
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN MENYUSUI PADA DUA BULAN PERTAMA DI PUSKESMAS KAGOK KOTA SEMARANG

A.             KAJIAN ONTOLOGI
Cabang Ontologi, yaitu berada dalam wilayah ada. Kata Ontologi berasal dari Yunani, yaitu ontoyang artinya ada dan logos yang artinya ilmu. Dengan demikian, ontologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang keberadaan.
Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan dan ilmu? Sehubungan dengan hal tersebut, dilihat dari judul tesis yang dianalisis, maka kajian ontologi atau asal-usul keilmuannya adalah dalam bidang ilmu kesehatan yaitu ilmu kesehatan dengan model pendekatan inklusif.
Pendekatan inklusif dapat dipahami melalui objek materi dan objek formal. Dimana dalam hal ini objek material yang akan dibahas yaitu ibu menyusui bayi usia 0-3 bulan di Puskesmas Kagok Kota Semarang.
Menurut WHO/UNICEF menyusui adalah suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi yang sehat serta mempunyai pengaruh biologis dan kejiwaan yang unik terhadap kesehatan ibu dan bayi (Bobak, 2005).
Kendala dalam menyusui antara lain, proses IMD yang gagal, produksi ASI kurang atau tidak keluar, ibu bekerja, bayi terlanjur mendapatkan pemberian air gula/dekstrosa, pemberian susu formula pada hari – hari pertama kelahiran, kelainan pada bayi (bayi sakit, abnormalitas bayi), dukungan keluarga kurang (suami, ibu kandung, mertua), SDM, gencarnya promosi susu formula. Salah satu kegagalan pemberian menyusui adalah dukungan keluarga terutama mertua dan ibu kandung yang sering kali mempengaruhi ibu untuk memberikan susu formula pada bayinya sebelum usia bayi genap 6 bulan (Dewi Maritalia, 2012). Hal ini bisa menjadi faktor penyebab tingginya Angka Kematian Bayi (AKB).
Dilihat dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Pada tahun 2007 Angka Kematian Bayi (AKB) lebih tinggi dari pada tahun 2012 yaitu 32 kematian per 1000 kelahiran hidup dan kematian balita adalah 40 kematian per 1000 kelahiran hidup (SDKI, 2012).
Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015 Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2014 sekitar 10,25 per 1000 kh mengalami peningkatan menjadi sekitar 11,18 per 1000 kh. Salah satu faktor angka kematian bayi di Jawa Tengah meningkat itu dikarenakan kegagalan menyusui secara eksklusif.
Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah 2015 cakupan pemberian ASI eksklusif  pada  tahun  2014  sekitar  44,30%  dan  ditahun  2015 mengalami peningkatan menjadi sekitar 44,83%. Presentasi pemberian ASI eksklusif yang sudah mengalami peningkatan masih membutuhkan perhatian khususnya  terkait dengan minimnya informasi ibu tentang pentingnya ASI (Profil Kesehatan Jateng, 2015).
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama pada bayi yang mempunyai manfaat sangat besar karena mengandung anti bodi. Anti bodi yang tinggi dapat mencegah bayi terkena diare dan alergi. Dengan demikian dapat menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) tetapi pada kenyataannya rendahnya pemberian ASI pada bayi mengakibatkan anti bodi menjadi lemah sehingga bayi mudah terkena penyakit (Sulistyowati,  Ari. 2013).
Menurut U. Roesli (2008) berdasarkan penelitian dari World Health Organisation (WHO), (2000) dari 6 negara berkembang, resiko kematian bayi antara usia 9-12 bulan meningkat 40% jika bayi tersebut tidak disusui, sedangkan bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian bayi meningkat menjadi 48%.
Menurud  penelitian W. Amin &, I I, W E   ditemukan ada pengaruh positif antara pendidikan (p=0,006; OR=2,826), pekerjaan (p=0,001; OR=0,293), pengetahuan (p=0,000; OR=14,792), IMD (p=0,000; OR=6,771), dukungan suami (p=0,000; OR=10,988) dan teknik menyusui (p=0,001; OR=3,784) terhadap keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama. Sehingga  dapat disimpulkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi, tidak bekerja, mempunyai pengetahuan yang baik, melaksanakan IMD, mempunyai dukungan aktif dari suami, memiliki teknik menyusui yang baik dapat meningkatkan keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama.
Data dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai penurunan angka kematian ibu (AKI) hamil dan menyusui disejumlah daerah belum signifikan. Ganjar menyebutkan selama dua bulan pertama pada 2017 ini sudah tercatat 79 kasus AKI di Jateng. Data terbanyak ada dikabupaten Kudus dengan 7 kasus, kabupaten Grobogan dan kota Semarang masing- masing 6 kasus. Kabupaten Rembang, Pemalang, dan Brebes berada diperingkat ketiga dengan 5 kasus. Sisanya tersebar dibeberapa wilayah Jateng.
Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme. Berdasarkan judul tesis yang dianalisis “Analisis Keberhasilan Menyusui Pada Dua Bulan Pertama Di Puskesmas Kagok Kota Semarang”. Dari pemaparan sebelumnya mengenai kajian ontologinya, maka dalam hal ini penulis menganut aliran realisme.



B.            KAJIAN EPISTEMOLOGI
Kajian epistemologi atau langkah-langkah keilmiahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan :
1.         Pendekatan dan Desain Penelitian
     Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode kualitatif menggunakan pendekatan fenomenologi, hal tersebut dipergunakan karena adanya permasalahan yang belum jelas, holistik, kompleks dan  dinamis pada suatu situasi sosial dan pada fenomena ini berarti berusaha memahami perilaku manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak orang  – orang itu sendiri (Prof. Dr. Sugiyono, 2015).
     Jadi dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data kualitatif dengan mengeksplorasi pengetahuan ibu terkait tentang analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, mengeksplorasi faktor sosial budaya yang berkaitan dengan analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, mengeksplorasi perilaku ibu terkait dengan analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, mengesplorasi dukungan keluarga yang berkaitan dengan analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, mengesplorasi dukungan tenaga medis terkait dengan analisis faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang.



2.         Data dan Sumber  Data Penelitian
Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder

a.     Data primer

       Adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari informan. Sebagai penetapan informan awal penelitian ini ditetapkan 5 orang ibu menyusui dengan proposive sampling. Syarat menjadi informan utama dalam penelitian adalah :

1)      Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-3 bulan di Puskesmas x Kota Semarang.

2)      Mampu diajak komunikasi secara aktif

3)      Bersedia menjadi informan

b.    Data sekunder

Data sekunder yang di kumpulkan pada penelitian ini adalah yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya seperti buku, rekam medis, jurnal maupun sumber lainnya yang relevan.

c.     Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan 2017 -  2018. Pengambilan data pada bulan... 2017. Tempat penelitian ini berada di Puskesmas x kota Semarang.
Alasan pemilihan tempat penelitian yaitu berdasarkan studi pendahuluan yang sudah dilakukan cakupan ibu menyusui untuk dua bulan terkait dengan pencapain ASI eksklusif di Puskemas x Kota Semarang mengalami kenaikan, pada tahun 2014  sekitar  44,30% mengalami peningkatan pada tahun 2015 sekitar 44,83%. Berbagai upaya telah dilakukan  namun cakupan ASI eksklusif ini masih tinggi.

d.    Partisipan penelitian

Sampel dalam penelitian kualitatif adalah partisipan atau narasumber, informan, teman dalam penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mengahasilkan teori sehingga disebut dengan sampel teoritis. Karakter partisipan dalam penelitian ini adalah Ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-3 bulan di Puskesmas x Kota Semarang.

            Cara pemilihan partisipan pada penelitian ini tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan azas kesesuaian dan kecukupan  sampai mencapai saturasi data. Data saturasi adalah situasi dimana data sudah berada pada titik kejenuhan, dimana tidak ada informasi baru yang didapatkan dan pengulangan telah dicapai. Oleh karena itu pemilihan partisipan pada penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan dan berdasarkan teori - teori yang sesuai dengan tujuan penelitian (Saryono, 2013). Jumlah populasi 25 ibu menyusui.

e.     Instrument Penelitian

Dalam proses penelitian kualitatif, peneliti berfungsi sebagai instrumen penelitian yang utama. Meskipun demikian, pada pelaksanaannya peneliti dibantu oleh pedoman pengumpulan data seperti, pedoman wawancara, pertanyaan terbuka, jelas, pedoman observasi dan sebagainya (Saryono,2011). Dalam penelitian ini instrument penelitian yang akan digunakan antara lain, peneliti sendiri, pedoman wawancara, alat perekam, buku catatan, dan alat tulis.
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan wawancara di Puskesmas x Kota Semarang yang memilih karakteristik sama dengan partisipan yang akan diwawancarai. Dimana jumlah pertisipan dalam uji coba tersebut tidak ada batasannya.
3.      Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi (Saryono, 2013).
a.      Pengumpulan data dengan observasi
Metode observasi (pengamatan) merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal – hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda – benda waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan (Saryono, 2013).
Dalam melakukan pengamatan, peneliti terlihat secara pasif yang berarti tidak terlihat dalam kegiatan subyek penelitian dan tidak berinteraksi dengan mereka secara langsung. Peneliti hanya mengamati interaksi sosial yang mereka ciptakan, baik dengan sesama subyek penelitian maupun dengan pihak luar (Saryono, 2013).
b.          Pengumpulan data dengan wawancara
        Wawancara   merupakan   alat   re-cheking   atau   pembuktian  terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian adalah wawancara mendalam atau indepth interview.
        Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bartatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,  dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, diamana pewawancara dan informan terlihat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Saryono, 2013).
        Wawancara mendalam digunakan untuk memahami faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama pada ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-3 bulan. 
c.          Dokumentasi
Sifat utama dari teknik ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu lalu. Secara detail bahan documenter terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat pribadi, cacatan  harian, memorial atau kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server atau flasdisk data tersimpan di website (Prof. Dr. Sugiyono, 2015).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan cara observasi dan wawancara mendalam atau indepth interview yang bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang analisis faktor keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas x Kota Semarang.
4.      Teknik Keabsahan Data
Kredibilitas Data atau Keabsahan Data diperoleh melalui metode uji keabsahan data. Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang berukur benar – benar  merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu caranya adalah dengan proses trianggulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap data itu. Triangulasi data atau sumber data, pelaksanaan dari  penelitian ini yaitu peneliti melakukan wawancara tentang Analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, setelah itu peneliti melakukan pengecekan ulang data dengan memutarkan kembali rekaman dari handycam kepada ibu menyusui yang sebagai responden untuk memastikan keabsahan data hasil wawancara dengan ibu menyusui tersebut. Triangulasi sumber disini adalah nenek ibu menyusui yang tinggal satu rumah dengan ibu, kader puskesmas, bidan yang menolong persalinan di Puskesmas x kota Semarang.     
5.      Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif adalah bersifat indukstif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis (dugaan sementara). Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang – ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotetsis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara berulang – ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis diterima, maka hipotesisi tersebut berkembang menjadi teori ( Meleong, 2007).
Langkah umum analisis data kualitatif adalah :
a.             Mentranskripsi hasil rekaman wawancara mengenai analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama, antaranya faktor tingkat pengetahuan ibu tentang menyusui, sosial budaya yang ada di masyarakat, pekerjaan ibu dan faktor dukungan keluarga, dukungan tenaga medis yang  diberikan pada ibu agar memberikan ASInya pada bayi pada dua bulan pertama di Puskesmas x kota Semarang. Setiap kali selesai melakukan wawancara dengan partisipan, kemuadian data tersebut digabungkan dengan data hasil cacatan observasi selama melakukan wawancara.
b.               Mengelompokkan kata – kata kunci untuk merinci kompleksitas kenyataan ke dalam bagian – bagian. Peneliti mendengar, menulis, membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang telah terkumpul, kemudian mengidentifikasi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang, antaranya faktor tingkat pengetahuan ibu tentang menyusui, sosial budaya yang ada di masyarakat, pekerjaan ibu, dan faktor dukungan keluarga dan dukungan tenaga medis yang  diberikan pada ibu agar memberikan memberikan ASInya pada bayi pada dua bulan pertama di Puskesmas x kota Semarang
c.              Melakukan koding atau kategorisasi
Koding akan memudahkan dalam mengatur data yang begitu banyak dan melengkapi tuntutan untuk menafsirkan fenomena. Koding dimulai setelah semua data dibaca berulang – ulang. Susun kata kunci, tema, isu dan pertanyaan para informan sesuai dengan tujuan khusus yang dikehendaki.
d.               Mengelompokkan kategori dalam subtema
Banyaknya kategori yang berbeda – beda perlu dikelompokkan menjadi tema besar sehingga lebih stabil, rapi dan logis serta masuk akal.
e.               Merumuskan tema
Langkah pertama penafsiran data ialah menemukan kategori dengan kawasannya. Kategori dan hubungannya diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proporsi yang menunjukan hubungan yang cukup padat, yaitu sampai analisis menemukan petunjuk metafora atau kerangka berfikir umum. Akhirnya menemukan hubungan kunci yang menghubung – hubungan suatu kategori dengan kategori lainnya (Moleong, 2007).
Data hasil rekaman suara dan faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang antaranya pengetahuan ibu tentang menyusui, sosial budaya yang ada di masyarakat, pekerjaan ibu, dan faktor dukungan keluarga  dan dukungan tenaga medis yang diberikan pada ibu agar menyusui bayinya pada dua bulan pertama kelahiran.
f.                       Mengintegrasikan hasil analisis ke dalam bentuk deskripsi
Analisis data kualitatif harus bermakna, berguna, sehingga hasil penafsiran perlu dievaluasi ulang (Saryono, 2011).
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pencatatan hasil rekaman kedalam bentuk tulisan. Kemudian memastikan data telah lengkap dan memberikan kode pada data yang didapat sehingga memudahkan  dalam  mengatur  data.  Setelah  diberi  kode kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kategori. Kemudian data tersebut ditafsirkan. Hasil penafsiran tersebut kemudian dievaluasi untuk mendapatkan data yang credibel atau terpercaya.





C.                KAJIAN AKSIOLOGI
Kajian aksiologi atau manfaat penelitian ini antara lain:
1.       Bagi Institusi Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah masukan dan pengalaman mengenai  Analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang.
2.              Bagi instansi pendidikan
Menambah referensi kepustakaan yang sudah ada sehingga dapat dijadikan sumber informasi tentang Analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang.
3.              Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman mengenai Analisis keberhasilan menyusui pada dua bulan pertama di Puskesmas X kota Semarang.
4.              Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan bagi ibu – ibu menyusui yang tidak menyusui bayinya pada dua bulan pertama agar mengetahui manfaat – manfaat menyusui sehingga dapat memberikan ASInya pada dua bulan pertama.
5.              Bagi Tenaga Kesehatan
       Hasil penelitian ini bisa dijadikan untuk evaluasi program, khususnya dalam peningkatan cakupan menyusui terkait dengan menyusui dan dapat meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam mensukseskan program menyusui.





Riview jurnal internasional

REVIEW JURNAL
Jurnal internasional  ini dipublikasi pada 15 October 2010 dan dikaji oleh Lyndsay Ammon Avalos, Lee Kaskutas, Gladys Block, Barbara Abrams, De-Kun Li dengan judul “Kurangnya Suplemen Multinutrien Selama Kehamilan Dini Meningkatkan Kerentanan terhadap kelahiran prematur atau kelahiran prematur atau kelahiran ringan di Program Perawatan Medis Kaiser Permanente di California Utara”
Abstrak
Jurnal ini menilai apakah wanita yang tidak mengkonsumsi suplemen multinutrien selama kehamilan dini lebih rentan terhadap efek konsumsi alkohol rendah sampai sedang pada kelahiran prematur dan kelahiran anak usia kecil untuk kehamilan (SGA) dibandingkan untuk wanita yang melakukan multinutrien.
Latar belakang
Jurnal ini dilatar belakangangi dengan masih adanya kontroversial mengenai apakah ada tingkat konsumsi alkohol yang aman selama kehamilan. Sedangkan, penelitian tentang efek minum rendah sampai sedang selama kehamilan belum sama definitifnya, sehingga menandakan pentingnya penyelidikan lebih lanjut. Berdasarkan survei nasional juga telah mendokumentasikan kecenderungan peningkatan penggunaan alkohol di antara ibu hamil dan wanita usia subur. Dari penelitian baru-baru ini, 59% peserta wanita hamil melaporkan minum dalam satu tahun terakhir. Tingkat penggunaan alkohol masa lalu yang dilaporkan di antara wanita usia subur berkisar antara 60 dan 70%, dengan hampir sepertiga wanita melaporkan penggunaan alkohol setiap bulan dalam satu studi.
Untuk pengetahuan wanita tentang status kehamilannya mungkin secara tidak sengaja terpapar alkohol sedangkan sebagian besar penelitian menunjukkan tidak ada efek samping dan satu studi mendokumentasikan efek perlindungan terhadap kelahiran prematur.
Sehingga peneliti ini mengkaji hubungan antara penggunaan suplemen multinutrien selama awal kehamilan, penggunaan alkohol dan kelahiran prematur dan SGA. Dengan dilaarbelakangi peningkatan risiko kelahiran prematur dan kelahiran SGA yang disebabkan oleh konsumsi alkohol rendah sampai sedang hanya akan muncul di kalangan pengguna suplemen multinutrien.

Bahan dan Metode
Jurnal ini menganalisis dari mencakup 800 kelahiran tunggal bagi ibu dari kohort wanita hamil yang direkrut untuk studi kohort berbasis populasi yang dilakukan di Program Perawatan Medis Kaiser Permanente di California Utara. Peserta direkrut pada trimester pertama kehamilan mereka dan informasi tentang penggunaan alkohol dan asupan suplemen selama kehamilan dikumpulkan. Kelahiran prematur (n = 53, 7%) didefinisikan sebagai persalinan sebelum 37 minggu kehamilan dan kelahiran SGA (n = 124, 16%) didefinisikan sebagai berat lahir kurang dari persentil ke-10 untuk usia kehamilan dan jenis kelamin bayi dibandingkan dengan kelahiran hidup tunggal AS. Peningkatan dua kali lipat dari kemungkinan kelahiran SGA yang disebabkan oleh asupan alkohol rendah sampai sedang ditemukan di antara pengguna suplemen multinutrien (95% CI: 1.1, 5.3). Namun, di antara pengguna suplemen multinutrien, tidak ada peningkatan risiko kelahiran SGA bagi wanita yang minum rendah sampai sedang dibandingkan wanita yang abstain (aOR: 0,97, 95% CI: 0,6, 1,6)
Analisis
Jurnal ini dianalisis dengan Uji chi-kuadrat Pearson dilakukan untuk menguji perbedaan variabel kategoris. Semua pembaur (variabel yang secara signifikan dikaitkan (PB 0,05) dengan konsumsi alkohol dan kelahiran prematur atau kelahiran SGA), konsumsi alkohol, penggunaan suplemen multinutrien, serta istilah interaksi untuk konsumsi alkohol dan penggunaan suplemen multinutrien termasuk dalam model multivariabel masing-masing. Pengujian untuk interaksi umumnya kurang memiliki kekuatan untuk menguji signifikansi statistik. Oleh karena itu sebelum analisis data, ditentukan bahwa nilai P yang sesuai dari 0,10 untuk statistik Wald pada istilah interaksi akan menjadi cut-off dimana kami melaporkan hubungan antara konsumsi alkohol dan kelahiran prematur di antara pengguna suplemen multinutrien dan non-pengguna secara terpisah. Metode yang sama digunakan pada model dengan SGA sebagai hasilnya. Analisis pasca-hoc dilakukan dengan berbagai cut-off untuk asupan alkohol rendah sampai sedang dan kelahiran prematur dan kelahiran SGA.

Hasil
Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah konsumsi alkohol rendah sampai sedang dilaporkan sebesar 39% (n = 308) dari wanita (Tabel 1). Selain itu, 573 (72%) wanita melaporkan mengkonsumsi suplemen multinutrien (suplemen pralahir atau multivitamin) selama awal kehamilan, di antaranya 182 (32%) melaporkan bahwa mereka mulai memakainya sebelum kehamilan. Dari wanita yang menggunakan suplemen multinutrien, 528 (93%) melaporkan penggunaan sehari-hari. Tujuh persen (n = 53) wanita dalam penelitian kami memiliki kelahiran prematur dan 16% (n = 124) memiliki kelahiran SGA (Tabel 2). Dari 53 kelahiran prematur, sembilan (18%) sangat prematur (\ 33 minggu)

Ringkasan
Pada jurnal ini disimpulkan suplementasi multinutrien selama kehamilan dini mungkin berimplikasi pada risiko penggunaan alkohol dalam kaitannya dengan kelahiran prematur dan SGA dan wanita yang tidak mengkonsumsi suplemen multinutrien selama kehamilan dini sangat rentan terhadap hasil kehamilan terkait alkohol yang merugikan.


Senin, 05 September 2016

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi              D IV Kebidanan       
Mata Kuliah                 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Kode Mata Kuliah       BD. 304
Semester                      : IV (empat)
SKS                             : 2 SKS  (T: 1, P:2)
Dosen  Pengampu        : Tri Novitsari S.Tr Keb.

Deskripsi MK :
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami ruang lingkup yang menjadi kajian mata kuliah ini meliputi hal-hal berikut ini. Konsep kependudukan di indonesia, mengidentifikasi perkembangan KB di Indonesia, membahas program KB di Indonesia, mempraktekkan program KIE dalam pelayanan KB, melakukan pelayanan kontrasepsi dengan berbagai metode, melakukan pembinaan akseptor, melakukan berbagai cara penanggulangan akseptor bermasalah, melakukan pendokumentasian pelayanan KB.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Capaian Pembelajaran MK:
Mahasiswa mampu mengidentifikasikan dan mempraktikkan cara pemasangan alat kontrasepsi (KB) dalam pratek kebidanan di masyarakat secara benar.


Minggu, 04 September 2016

DESKRIPSI Pelayanan KEELUARGA BERENCANA (KB)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Program Studi              D IV Kebidanan       
Mata Kuliah                 Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Kode Mata Kuliah       BD. 304
Semester                      : IV (empat)
SKS                             : 2 SKS  (T: 1, P:2)
Dosen  Pengampu        : Tri Novitsari S.Tr Keb.

Deskripsi MK :
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami ruang lingkup yang menjadi kajian mata kuliah ini meliputi hal-hal berikut ini. Konsep kependudukan di indonesia, mengidentifikasi perkembangan KB di Indonesia, membahas program KB di Indonesia, mempraktekkan program KIE dalam pelayanan KB, melakukan pelayanan kontrasepsi dengan berbagai metode, melakukan pembinaan akseptor, melakukan berbagai cara penanggulangan akseptor bermasalah, melakukan pendokumentasian pelayanan KB.
Pelayanan Keluarga Berencana yang merupakan salah satu didalam paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena dengan mutu pelayanan Keluarga Berencana berkualitas diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.

Capaian Pembelajaran MK:
Mahasiswa mampu mengidentifikasikan dan mempraktikkan cara pemasangan alat kontrasepsi (KB) dalam pratek kebidanan di masyarakat secara benar.
DOWNLOAD RPS PELAYANAN KB

Senin, 04 April 2016

Manfaat daun sirih



khasiat daun sirih hijau merah

A. Manfaat Daun Sirih Merah


Sirih merah biasa ditemui di hutan yang tidak terlalu rapat ekosistemnya. Sirih merah kaya akan kandungan  minyak terbang (betiephenol), atsiri, seskuiterpen, pati, hidroksikavikol, kavibetol, allylprokatekol, tanin, diastase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, aktioksidasi dan fungisida, anti jamur.

Sirih merah memiliki manfaat sebagai berikut:
  1. Mengatasi keputihan 
  2. Mengobati diabetes
  3. Menghilangkan bau badan
  4. Menghilangkan bau mulut 
    Kemungkinan besar, masih banyak yang belum diketahui mengenai sirih merah yang daunnya berbentuk hati di bagian puncaknya ini. Hal ini dikarenakan masih sangat jarangnya penelitian oleh para ahli yang menggunakan sirih merah sebagai objek. Berbeda dengan khasiat danmanfaat daun sirih hijau telah terjabar dengan rapi dan diketahui secara umum.

    Cara Menggunakan Daun Sirih

    Kedua varietas ini memiliki manfaat yang nyaris sama. Pengolahan yang dibutuhkan untuk keduanya pun juga sama. Tinggal lakukan teknik rebusan saja untuk digunakan sebagai obat dalam. Teknik rebusan yang dilakukan adalah dengan memasukkan beberapa lembar daun sirih ke dalam beberapa gelas air hingga jumlah air yang direbus susut. Setelah itu, air rebusan yang telah susut itu diminum. Sementara untuk obat luar, teknik yang digunakan adalah dengan membalurkan sirih ke bagian-bagian luar yang sakit. Baik dengan cara setelah dilumat atau dengan cara hanya diletakkan saja.
    manfaat daun sirih

    Pemaparan di atas tentu membuka wacana baru bagi kita tentang kemungkinan obat herbal yang bagus di dalam manfaat daun sirih merah dan hijau. Kita tinggal melestarikannya saja. Apalagi daun sirih terkenal sudah merambat dengan bebas di mana-mana. Waktu yang dibutuhkan pun untuk menyiapkan segala keperluan penggunaan daun sirih ini sendiri juga terbilang singkat dan tidak memakan waktu banyak.


    Hari ini telah berkembang menjadi salah satu obat alternatif dan herbal yang diolah komersil dalam bentuk botolan. Tapi tetap saja, daun sirih yang telah diolah tersebut memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut di antaranya adalah bahwa daun sirih yang diolah terbilang mahal dan masih bercampur dengan bahan kimia lainnya. Alhasil, ekstrak sirih yang dimiliki dalam setiap botolnya terbilang sedikit.

    Meskipun demikian, penggunaan sirih dalam bentuk botolan terbilang lebih baik dibandingkan menggunakan bahan kimiawi. Jadi, pastikan kita menggunakan sirih dengan teratur dalam bentuk apapun.